“Belakangan ini gue selalu kepikiran buat loncat dari Gedung tinggi atau nabrakin diri ke truk.” Gue memulai percakapan. Dia hanya diam mendengar kata – kata tersebut sambil asik memandangi burung – burung gereja di depannya.
“Tapi gue takut. Takut sakit. Kesayat aja sakit, apalagi ketabrak
truk.” Lanjut gue. Dia masih terdiam.
“Gue pernah kepikiran, mungkin gue takut karena belum latihan kali
ya. Kan katanya practice make perfect.” Kali ini dia menoleh ke kanan, memandang
gue dengan bingung.
“Kan gue belom tau nih rasanya jatoh dari gedung tinggi tuh kayak
gimana, tapi gue takut bakal sakit banget. Mungkin kalo gue latihan jatoh dulu,
gak akan terlalu sakit nantinya. Misalnya awal – awal gue loncat dari 5 anak
tangga, makin lama makin tinggi.” Jelas gue. Dia tersenyum sinis kemudian
menggelengkan kepalanya pelan.
“Kalo mau latihan loncat, parkur aja sekalian. Daripada latihan
loncat, mending latihan motor. Ayok gue ajarin.” Kali ini dia yang berbicara.
“Gak mau. Takut jatoh.” Jawab gue.
“Ckckck penakut tapi ngomongin mati mulu.” Katanya sambil tertawa meledek. Kali ini gue gak bisa
membalas kata – katanya.
Note : Cerita ini hanya fiksi belaka
Komentar
Posting Komentar