Langsung ke konten utama

Tentang Ayah

Agaknya kita jarang ngobrol serius
History chatt kebanyakan minta jemput terus

Padahal udah hampir seperempat abad hidup seatap
Tapi gak pernah ngobrol sambil saling tatap
Ngobrolin masa kini, nanti, atau setelah mati

Katanya ayah itu cinta pertama setiap anak perempuan
Tapi sekalipun aku gak pernah merasakan
Malah pernah benci sebenci-bencinya
Marah semarah-marahnya
Masa bodo sebodo-bodonya

Karena ngerasa ayahku gak kayak ayah lainnya
Jarang ada kata - kata bijak yang keluar dari lisannya
Seringnya kelakar

Atau umpatan,
kepada nasi yang belum sempurna matang,
atau daging yang sulit dikunyah

Aku gak bisa memahami ayah
Mungkin karena waktu kecil seringnya sama ibu
Sekolah dianter ibu,
makan disuapi ibu,
nakal diomeli ibu

Sedikit sekali ingatan tentang ayah,
yang baik - baik
Banyaknya yang buruk - buruk
Waktu ayah kecelakaan misalnya
Waktu itu tiba - tiba aku nangis
Padahal umurku masih 2 tahun
Dan entah kenapa masih ingat sampai sekarang

Oh aku tahu,
Saat itu ayah sibuk kerja
Sibuk cari uang biar aku bisa sekolah
Biar aku bisa beli pianika
Tapi yang diingat ayah gak pernah ngasih apa - apa
Padahal pernah dibeliin HP esia warna
Yang hits pada jamannya

Sekarang ayah punya lebih banyak waktu cerita
Tapi akunya engga
Jadi beliau lebih senang bercengkrama dengan sobatnya di dunia maya

Padahal di umur ayah yang sekarang, inginnya hanya didengar
Cerita waktu dia dan ibu masih berstatus pacar
Atau apa saja pengalamannya selama setengah abad lebih,

apa saja penyesalannya,
apa saja kegundahannya,
dan apa saja hal - hal yang telah dia sadari,
dan ingin ia perbaiki

Kemarin sekali - kalinya ayah cerita
Baru sadarlah aku
Ayah juga manusia
Sifatnya yang dulu mungkin karena lelah bekerja

Aku mulai bisa mengerti
Karena sekarang mengalami
Harus putar otak sampai jungkir balik demi hari esok bisa beli nasi
Atau memuaskan gengsi

Aku gak tau harus menyampaikan apa ke ayah
Aku juga malu kalau harus bilang sayang
Pokoknya semoga dimasa senja, beliau hidup dengan nyaman
Aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertaut

Kita adalah dua orang panik yang tidak tau cara menenangkan satu sama lain. Kita sering memberi dan menerima terima kasih, hanya untuk saling menghargai Kita sering saling mengecewakan, namun lebih memilih untuk menghibur daripada meminta maaf. Mungkin kita sering meminta maaf pada satu sama lain dalam hati, tapi terlalu sulit untuk menyuarakannya. Kita kehilangan hal yang sama, tapi kita enggan membahas dan menjadikannya bermakna. Kita sama-sama terluka, tapi memilih untuk tidak menganggapnya seberapa. Kita mewarisi luka, namun enggan mengakui, apalagi memeluknya. Kita pernah saling bertaut, sembilan bulan lamanya, tetapi kita sangat payah dalam memahami satu sama lain. Meski begitu, kita tetap berusaha saling memahami. Kita tetap berusaha tetap bertaut.

Latihan

“Belakangan ini gue selalu kepikiran buat loncat dari Gedung tinggi atau nabrakin diri ke truk.” Gue memulai percakapan. Dia hanya diam mendengar kata – kata tersebut sambil asik memandangi burung – burung gereja di depannya. “Tapi gue takut. Takut sakit. Kesayat aja sakit, apalagi ketabrak truk.” Lanjut gue. Dia masih terdiam. “Gue pernah kepikiran, mungkin gue takut karena belum latihan kali ya. Kan katanya practice make perfect.” Kali ini dia menoleh ke kanan, memandang gue dengan bingung. “Kan gue belom tau nih rasanya jatoh dari gedung tinggi tuh kayak gimana, tapi gue takut bakal sakit banget. Mungkin kalo gue latihan jatoh dulu, gak akan terlalu sakit nantinya. Misalnya awal – awal gue loncat dari 5 anak tangga, makin lama makin tinggi.” Jelas gue. Dia tersenyum sinis kemudian menggelengkan kepalanya pelan. “Kalo mau latihan loncat, parkur aja sekalian. Daripada latihan loncat, mending latihan motor. Ayok gue ajarin.” Kali ini dia yang berbicara. “Gak mau. Takut jatoh....

Mengalah Bukan Berarti Kalah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh... Hai, hallo. Alhamdulillah kesampean juga nulis blog, hihi. Dari dulu pengen banget nulis blog, tapi bingung apa yang mau dibahas wkwk. Dan sekarang, gue udah tau mau bahas apa. Di postingan pertama ini, gue pengen cerita pengalaman gue sepulang kerja yang Insyaa Allah kalo ada kejadian yang gue rasa ada manfaatnya, gue bakal bikin postingan dengan tema pulang kerja lagi. Oke. Pulang kerja hari ini ada kejadian yang bikin gue mikir dan terpukau. *lebay. Gue kerja di daerah Melawai, Kebayoran Baru. Rumah gue di Cipinang, Jatinegara. Timur ke Selatan. Cukup jauh kan ya? Makanya kalo gue pulang on time jam 5 sore, nyampe rumahnya tuh sekitar jam 8an, dan pastinya ga sempet solat maghrib. Maka dari itu, gue memutuskan untuk solat maghrib dulu sebelum pulang. Gue solat di Masjid Nurul Iman Blok M Square. Letak masjidnya di rooftop gedung mall. Gede, nyaman, di halamannya ada miniatur ka'bah yang biasanya buat manasik haji. Hari ini tern...