"Kenapa? Kamu takut di-ekspan ya?" katanya pas gue bilang kalo nggak tertarik gabung. Kalo gak salah waktu itu gue jawab iya, makanya dia lanjutin, "Itu mah nggak selamanya, waktu kan berputar, semua bakal beralalu." For your information, 'ekspan' itu kayak ditatar.
Gara-gara kata-kata itu, gue jadi masuk ekskul yang punya impresi nggak menyenangkan bagi gue, PASKIBRA. Gara-gara itu juga gue menjalani masa sekolah menengah kejuruan dengan di-ekspan dan meng-ekspan.
Oh, bukan karena bujukan di atas doang sih, si kakak itu juga bilang, "Tahun depan siapa yang ngajarin jadi protokol kalo kamu nggak masuk paskib?" Tau protokol kan? MC-nya upacara. Waktu itu, untuk membedakan upacara hari kemerdekaan dengan upacara lain, dibuatlah petugas upacara dari anak baru yang dipilih sewaktu MOPDB. Dilatih selama sebulan buat menjadi petugas upacara dan pasukan pengibar.
Belakangan ini gue baru sadar, kayaknya gue itu haus validasi. Makanya gue terbujuk sama kata-kata itu. Mungkin gue ngerasa 'ada tempat yang butuh gue nih'. Padahal mah gue nggak ada tanggung jawab buat ngajarin protokol ke generasi selanjutnya. Tapi yaudah, yang lalu biar berlalu.
11 tahun berlalu. Momen itu masih nempel aja di ingatan. Kayaknya gue tersentuh dengan kalimat, 'waktu pasti berlalu.' Keadaan sulit pasti berlalu. Bisa dibilang kata-kata itu ngasih keberanian buat gue, yah.. selain haus validasi itu. Rasanya butuh keberanian itu sekarang. Keberanian untuk percaya kalo waktu benar-benar berputar. Setiap keadaan maupun kejadian ada masanya, ada akhirnya. Nggak akan selamanya.
Komentar
Posting Komentar