Aku memilih untuk menyelamatkan diriku sendiri. Aku rasa aku sudah cukup meminta pertolongan kepada orang lain. Ah, bukannya aku mengharapkan pertolongan orang lain. Tapi katanya sebelum pasrah, harus berusaha dulu kan? Bisa dibilang, itu bentuk usahaku. Mungkin keputusan ini akan menimbulkan banyak perbedaan pendapat maupun pertentangan. Mungkin akan ada orang - orang yang sedikit terluka. Tapi aku ingin menyelamatkan diriku. Kurasa sudah cukup untuk bertahan. Aku tidak bisa membiarkan diriku terus - terusan terluka. Biarlah orang menganggap lemah, mudah menyerah, mudah putus asa. Tapi aku tahu, aku tidak seperti itu. Daripada aku kehilangan diriku, lebih baik kehilangan beberapa orang bukan? Yang penting prosesnya sesuai dengan aturan. Aku berusaha mengikuti aturan yang berlaku. Mudah - mudahan Allah berikan kemudahan dan kelancaran dalam proses ini. Dan mudah - mudahan pula, akan ada jalan yang lebih baik yang menunggu di depan sana. Aamiin.
"Jangan sedih." Katanya. Tapi tangisku malah menjadi-jadi. "Kenapa nggak boleh sedih?! Nabi juga bisa sedih ko! Kenapa diciptain rasa sedih kalo nggak boleh sedih?!" Protesku. "Ya jangan lama-lama sedihnya!" Katanya. Ah, ini tambah menyakitkan. Padahal belum ada satu jam berlalu saat aku mulai meraung-raung. Aku nggak bisa berkata-kata lagi.